Pentingnya Peran Pemuda dalam Kampanye Digital Pengelolaan Sampah
Oleh Mohammad Adrian, Amelia, Tb Dzikri
KONTRASBANTEN.COM, KOTA SERANG-Sampah merupakan masalah menahun di kota Serang yang hingga hari ini belum juga terselesaikan. Menurut data SIPSN Kota Serang, pada tahun 2024 timbulan sampah harian di Kota Serang mencapai 617 ton lebih. Kondisi tersebut pada akhirnya melahirkan masalah baru dengan munculnya puluhan tempat pembuangan sampah liar akibat keterbatasan infrastruktur persampahan.
Sebagai respon atas permasalahan tersebut Pemkot Serang sejatinya sudah menghadirkan TPS 3R sebagai solusi. Namun sayangnya keberadaan TPS 3R yang secara prinsip yang dijalankan secara komunal dengan melibatkan komunitas swadaya masyarakat (KSM) belum secara optimal dijalankan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang, diketahui bahwa dari dua belas (12) TPS 3R tersebut hanya dua (2) TPS 3R yang aktif. Sepuluh (10) TPS 3R lainnya tidak aktif. Kendala yang umum ditemui di TPS 3R yang tidak aktif tersebut adalah karena kekurangan sumber daya manusia dan dana.
Salah satu faktor yang membuat upaya mengatasi masalah sampah di Kota Serang adalah masih rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Selain belum adanya kebiasaan memilah sampah, masih banyak pula masyarakat yang secara sembarangan membuang sampah baik di daratan maupun di aliran air.
Pentingnya Peran Pemuda
Kesadaran masyarakat merupakan elemen kunci dalam pengelolaan sampah yang efektif, karena hal ini berdampak langsung pada partisipasi, tindakan, dan keberhasilan upaya pengelolaan sampah secara keseluruhan. Peningkatan kesadaran akan meningkatkan pemahaman dan keterlibatan yang penting untuk praktik berkelanjutan. Dengan kesadaran yang tinggi, masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam program pengelolaan sampah seperti pemilahan sampah, daur ulang, dan penggunaan wadah sampah. Partisipasi ini sangat penting untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah di tingkat lokal (Dewi & Purwanto, 2024). Kesadaran masyarakat kemungkinan akan mendorong permintaan untuk peningkatan layanan dan infrastruktur pengelolaan sampah karena masyarakat menjadi lebih vokal tentang kebutuhan mereka (Nur Kasmiati et al., 2024).
Dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan, langkah-langkah praktis seperti daur ulang, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, membersihkan sampah, dan menghijaukan lingkungan sekitar rumah dapat berkontribusi secara signifikan. Setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan lingkungan, dan dengan bersama-sama bertindak, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan sangat diperlukan. Dengan mengedukasi masyarakat tentang bahaya pencemaran dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, kita dapat menciptakan budaya yang peduli lingkungan. Dari sinilah pentingnya edukasi masyarakat melalui kampanye tentang kebersihan lingkungan perlu digerakkan secara besar-besaran.
Kampanye kebersihan lingkungan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan membersihkan lingkungan, mengelola sampah, dan mendukung praktik ramah lingkungan. Ini membangun rasa kepemilikan terhadap lingkungan lokal, menciptakan komunitas yang bersatu untuk mencapai tujuan bersama. Ketika masyarakat bersatu dalam kampanye kebersihan lingkungan, akan menciptakan tekanan pada pemimpin dan pembuat kebijakan untuk mengambil tindakan yang lebih tegas dalam melindungi lingkungan. Kebijakan publik yang lebih baik, seperti larangan plastik sekali pakai atau peningkatan sistem daur ulang, dapat lahir dari suara bersama masyarakat. Kampanye untuk kebersihan lingkungan bukan sekadar aktivitas sosial, tetapi merupakan langkah konkret menuju perubahan positif. Melalui kampanye, generasi muda diajak untuk terlibat dalam pelestarian lingkungan. Mereka diajarkan tentang pentingnya kebersihan lingkungan, memupuk nilai-nilai keberlanjutan, dan menjadi agen perubahan yang membawa inspirasi bagi generasi mendatang.
Salah satu bentuk kampanye yang bisa dilakukan adalah kampanye digital. Sebagaimana kita ketahui media sosial memegang peranan yang sangat vital dalam masyarakat hari ini. Intensitas masyarakat dalam mengakses media sosial sangat tinggi. Dengan kata lain kampanye digital akan menjangkau dan berdampak ke lebih banyak orang. Lewat media sosial kita bisa menyampaikan gagasan hingga melakukan aksi nyata untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Di sinilah peran generasi muda menjadi sangat krusial. Selain karena populasinya yang akan menjadi mayoritas di masa depan, generasi muda merupakan generasi yang berkembang bersama teknologi. Para pemuda adalah pengguna utama media sosial macam Tiktok, Instagram, X, Facebook, hingga Youtube.
Hadirnya pemuda sebagai pelaku kampanye digital terkait sampah sejatinya bukanlah hal yang baru. Pandawara Group asal Bandung dan gerakan #TarusJagaRumah di Ambon menjadi salah duanya. Kedua kelompok pemuda tersebut menggunakan kekuatan teknologi untuk membagikan aksinya pada masyarakat luas. Pandawara Group menjadi populer lewat berbagai aksi kebersihan lingkungan di Tiktok dan Instagram, sementara gerakan #TarusJagaRumah mengampanyekan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah lewat Instagram. Lewat dunia digital mereka menembus batas-batas daerah dan menginspirasi banyak orang.
Apa yang dilakukan oleh kedua kelompok pemuda di atas diharapkan dapat menginspirasi generasi muda di Kota Serang untuk juga terlibat sebagai pelaku kampanye pentingnya pengelolaan sampah. Para pemuda bisa memulai dengan hal kecil semisal dengan memproduksi foto atau video aksi membersihkan lingkungan, edukasi terkait memilah sampah, dan penerapan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebelum pada akhirnya mengajak masyarakat untuk menjadi pelaku Bank Sampah yang saat ini menjadi program unggulan Pemkot Serang.
Dengan keterlibatan para pemuda dalam mengampanyekan program pengelolaan sampah diharapkan dapat menstimulus dan memantik kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Dengan kesadaran tersebut diharapkan masyarakat akan mulai membiasakan diri untuk melakukan pemilahan sampah sebelum pada akhirnya berinisiatif untuk terlibat dalam pengelolaan sampah yang lebih masif baik secara mandiri maupun berkelompok.
Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Unpam Kampus Serang